CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

cheepers

cheepers
Kobe Bryant Pictures, Images and Photos

Minggu, 18 Desember 2011

Fundamental Passing

definisi tersebut berarti semua pemain yang terlibat dalam permainan harus bekerja sebagai suatu kesatuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, para pemain harus menguasai salah satu keterampilan utama dalam permainan basket, yaitu passing. Meskipun demikian, passing sering kali masih jarang menjadi fokus para pelatih saat melatih timnya.

Pemain selalu berasumsi pada nilai-nilai yang pelatih tanamkan di setiap aspek permainan. Ketika melatih passing, seharusnya pelatih tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga mentalitas. Banyak pemain berpikir passing sebagai sesuatu yang harus dilakukan ketika mereka tidak memiliki tembakan, bukannya suatu tindakan yang tidak egois yang dirancang untuk melibatkan pemain lain.

Ketika melatih pemain muda, pelatih harus menyadari keterbatasan fisik dan mental para pemain. Pemain muda biasanya kurang memiliki kekuatan yang diperlukan dan mereka masih mengembangkan rasa ruang dan waktu. Selain itu, keterampilan mereka mengenali kesempatan passing hanya bisa diasah oleh pengalaman. Kesempatan passing yang terlihat terbuka sering tidak dimanfaatkan oleh mereka karena mereka tidak memiliki pengalaman untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan passing dari titik A ke titik B dan bahkan seringkali menghasilkan passing yang buruk karena mereka terlalu lambat mengenali kesempatan passing.

Dalam kasus lainnya, kegagalan dari usaha passing sebelumnya sering menjadikan mereka terlalu berhati-hati untuk melakukan passing berikutnya. Hal ini mempunyai efek jangka panjang bisa menjadikan pemain tidak memahami nilai penting dari passing.

Jenis Passing

Pada dasarnya ada dua jenis passing:

Air Pass - passing yang antar pemain tanpa memantul lantai.
Bounce Passes - passing yang dilemparkan ke lantai sehingga memantul ke penerima yang dimaksudkan.

Setiap jenis passing mempunya beberapa variasi.

Variasi Dasar:

Dada Pass
Bounce Pass
Overhead Pass
Wrap Around Pass


Variasi Tingkat Lanjut:

Baseball Pass
Dribble Pass
Behind-the-Back Pass
Pick-dan-Roll Pass


Dasar Passing

Chest Pass
Dinamai demikian karena passing ini dilakukan dari dada. Sebelum dilemparkan bola dicengkeram di kedua sisi dengan ibu jari tepat di belakang bola. Ketika passing dilakukan, jari-jari yang diputar di belakang bola sampai ibu jari menghadap ke bawah. Hasil akhirnya adalah bagian belakang tangan saling berhadapan dengan ibu jari lurus ke bawah. Dengan demikian bola akan memiliki backspin (putaran ke belakang) yang bagus.

Bounce Pass vs Chest Pass

Ketika melakukan chest pass, para pemain harus berusaha untuk mengarahkannya ke dada penerima. Passing dari rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah akan sulit untuk ditangkap.

Bounce Pass
Bounce pass dilemparkan dengan gerakan yang sama namun ditujukan ke lantai. Ini harus dilakukan dari jarak yang cukup jauh sehingga bola memantul sampai setinggi pinggang penerima. Ada yang mengatakan, titik pantul optimal adalah 3/4 jarak dari pengumpan ke penerima, dan mungkin dapat dijadikan referensi yang baik untuk memulai latihan bounce pass, tapi setiap pemain harus melakukan percobaan sehingga dapat diketahui seberapa jauh bola diumpankan sehingga memantul ke penerima dengan benar. Dengan melakukan passing yang tepat dan konsisten akan membuat para pemain menentukan titik pantul.

Overhead Pass
Overhead pass sering digunakan sebagai outlet pass (passing yang digunakan sebagai awal fast break). Bawa bola langsung di atas dahi dengan kedua tangan di sisi bola. Sasarannya adalah dagu penerima. Beberapa pelatih menyarankan untuk tidak membawa bola di belakang kepala, karena memakan waktu sepersekian detik lebih lama dan bisa dicuri lawan.

Overhead Pass

Wrap Around Pass
Langkahkan kaki non-pivot di samping pemain bertahan. Umpankan bola dengan satu tangan (tangan luar). Passing ini dapat digunakan sebagai air pass atau bounce pass. Anda akan sering melihat wrap-around air pass dari pemain post ke perimeter dan wrap-around bounce pass untuk sebaliknya.


Baseball Pass
Sebuah baseball pass adalah passing menggunakan satu tangan yang gerakannya sama seperti melempar bola baseball. Passing ini sering digunakan untuk jarak yang jauh. Anak-anak harus lebih berhati-hati jika ingin melakukan passing jenis ini karena bisa menyebabkan tangan mereka cidera.
Baseball Pass

Dribble Pass
Dribble pass digunakan untuk melakukan passing dengan cepat dengan satu tangan yang digunakan untuk dribble bola. Passing ini bisa bersifat air pass atau bounce pass. Salah seorang bintang NBA yang sering melakukan passing ini adalah Steve Nash.

Behind the Back Pass
Behind the Back Pass adalah passing yang dilakukan melalui bagian belakang punggun pemain. Hal ini digunakan sebagai alternatif untuk menghindari pemain bertahan ketika passing dari bagian depan akan berisiko. Hal ini juga dapat digunakan untuk melempar bola ke pemain sisa pada berbuka puasa.

Saya tidak merekomendasikan untuk menggunakan passing ini selama pemain benar-benar menguasainya.

Pick and Roll Pass
Ini adalah passing yang digunakan ketika lawan melakukan double team saat terjadi pick and roll. Jika menggiring bola ke kanan, sisi kiri pemain menghadap target dan dribble bola dilakukan di sisi kanan, selanjutnya bola diumpankan ke pemain yang melakukan screen (screener) yang bergeraka ke ring basket atau ke perimeter melintasi bagian atas pemain bertahan atau dengan menggunakan bounce pass. Passing ini digunakan untuk melindungi bola dari pemain bertahan, dan bola diumpkan dengan gerakan yang mirip dengan "hook shot".

Titik penekanan pelatih saat mengajarkan passing adalah:

Sebuah passing yang baik adalah passing yang bisa ditangkap oleh rekan satu tim.
Ketika melakukan passing, kaki melangkah menuju penerima.
Saat menangkap, kaki penerima melangkah menuju pengumpan.
Seperti menembak, bola harus memiliki backspin. Hal ini dicapai dengan gerakan follow through setiap melakukan passing.

Diposkan oleh Bola Basket MIPA UGM di 12:14 Comments (0)
Label: Coaching
Reaksi:
19 November 2010
Menyerang Zone Defense
Zone defense biasanya memberikan masalah tersendiri bagi pelatih baru. Dari berbagai pengalaman, formasi zone defense yang sering diterapkan adalah: 2-3, 1-3-1, 3-2, 1-1-3, 2-1-1, dan 1-2-2. Pelajaran utama yang saya dapatkan ketika menghadapi lawan dengan strategi zone defense tersebut adalah: ketika bola berada di area corner, setiap formasi zone defense berubah menjadi 1-2-2! Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengembangkan "Filosofi Serangan Terhadap Zone Defense", yang akan membahas berbagai topik sebagai berikut:

Prinsip serangan terhadap zone defense.
Strategi offense untuk melawan zone defense.
Set play yang bisa diterapkan untuk melawan zone defense.

Prinsip Serangan Terhadap Zone Defense

Prinsip yang diajarkan kepada para pemain bertujuan untuk menjadikan para pemain seagresif mungkin ketika menghadapi zone defense. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

Prinsip Pertama: Manfaatkan serangan fast break.

Prinsip Kedua: Perbanyak perpindahan bola dari salah satu sisi lapangan ke sisi lainnya, dengan begitu akan dapat diketahui pemain lawan mana yang terlalu lambat melakukan penjagaan (lazy man).

Prinsip Ketiga: Gunakan dua jenis penetrasi, dribble dan pass, sehingga akan mempersulit lawan melakukan penjagaan.

Prinsip Keempat: Perhatikan spacing (jarak antar pemain) optimal, 3 sampai 4 meter. Hal ini akan mempermudah pergerakan bola, pergerakan pemain, dan keseimbangan dalam melakukan offense. Spacing yang bagus juga akan membuat lawan bekerja ekstra keras.

Prinsip Kelima: Rebound! Salah satu kelemahan dari zone defense adalah ketidakjelasan penugasan block out. Oleh karena itu, instruksikan kepada pemain, terutama pemain forward dan center, untuk selalu berusaha mendapatkan offensive rebound.

Prinsip Keenam: Screen bisa diterapkan ketika menghadapi lawan yang menerapkan zone defense. Dengan screen yang benar akan terjadi kesempatan melakukan shoot yang lebih terbuka, sehingga dapat meningkatkan persentase masuknya bola.

Prinsip Ketujuh: Eksplorasi area di belakang zone defense (baseline di area short corner). Penempatan pemain di area tersebut sangat sulit diantisipasi oleh lawan, terutama saat melakukan block out atau rebound, ditambah dengan kemungkinan pemain tersebut melakukan flash cut ke high post.

Prinsip Kedelapan: Bermainlah inside out dan bukan outside in! Paksa zone defense untuk mengantisipasi permainan dalam terlebih dahulu.

Prinsip Kesembilan: Sabar. Usahakan untuk menciptakan kesempatan shoot yang terbuka, jangan hanya sekedar melakukan shoot. Shoot yang dilakukan dengan tergesa-gesa sangat menguntungkan zone defense.

Strategi Offense Untuk Melawan Zone Defense

Ada dua jenis zone offense yang dapat diterapkan: gap (celah) dan gap motion. Gap offense adalah offense yang bersifat stasioner di mana setiap pemain menempatkan dirinya pada celah di antara dua pemain bertahan. Hal ini bertujuan untuk memancing dua pemain bertahan berpindah tempat dan menciptakan kesempatan shot melalui penetrasi menggunakan dribble. Pergerakan bola dan gerak tipu merupakan elemen yang sangat penting pada offense jenis ini. Offense kedua yang bisa diterapkan untuk menghadapi zone defense adalah gap motion, yang mirip dengan jenis offense yang pertama. Prinsip utama offense ini adalah spacing yang baik serta penempatan pemain di antara dua pemain bertahan. Pada gap motion, pelatih memberikan kebebasan pada pemainnya untuk bergerak secara acak. Hal ini menyebabkan offense jenis ini lebih sulit untuk diantisipasi karena tidak menerapkan suatu pola serangan tertentu. Para pemain lebih memiliki keleluasaan melakukan cut dan screen (dengan tujuan). Penetrasi menjadi lebih berpengaruh terhadap kesuksesan offense ini. Pemain post sering bermain di posisi baseline area short corner. Posisi di belakang zone defense ini memberikan dua keuntungan:

Mendapatkan sudut screen yang lebih baik (karena datang dari sisi yang tidak diketahui oleh lawan).
Sering menjadi area yang luput dari penjagaan pemain bertahan.


Set Play yang Bisa Diterapkan Untuk Melawan Zone Defense

Set play bisa menjadi senjata ampuh untuk menembus zone defense karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

Pelatih dan pemain mengetahui siapa yang akan mengeksekusi shoot.
Pelatih dan pemain mengetahui di mana shoot akan dilakukan, sehingga memberikan pemain lainnya untuk bersiap melakukan rebound.
Semua pemain telah berada dalam posisi yang seharusnya sebelum strategi dijalankan, sehingga tingkat keberhasilan mencetak poin lebih maksimal.


Berikut ini adalah contoh set play yang bisa diterapkan. Jika dijalankan dengan benar, strategi ini sangat sulit diantisipasi oleh zone defense.

Timing, spacing, dan koordinasi pergerakan sangat penting untuk efektivitas strategi ini. Nama set play ini adalah:

Z1, ditunjukkan oleh Gambar 1 sampai dengan Gambar 6.

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6

Z2, ditunjukkan oleh Gambar 7 sampai dengan Gambar 12.

Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12

Z3, ditunjukkan oleh Gambar 13 sampai dengan Gambar 19.

Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19

Z4, ditunjukkan oleh Gambar 20 sampai dengan Gambar 24.

Gambar 20
Gambar 21
Gambar 22
Gambar 23
Gambar 24

Z5, ditunjukkan oleh Gambar 25 sampai dengan Gambar 31.

Gambar 25
Gambar 26
Gambar 27
Gambar 28
Gambar 29
Gambar 30
Gambar 31
Diposkan oleh Bola Basket MIPA UGM di 11:37 Comments (1)
Label: Coaching, Strategy
Reaksi:
31 August 2010
Konsep Defense
Ada tujuh konsep defense yang harus diperhatikan pada sistem defense suatu tim, sehingga bisa dijadikan sebagai fondasi dasar dari filosofi defense seorang pelatih. Apapun jenis defense-nya, apakah man to man atau zone defense.

1. Cepat kembali ke area defense

Bagian paling penting dari defense adalah seberapa cepat suatu tim dapat melakukan transisi dari offense ke defense. Banyak tim sangat lambat kembali ke area defense karena pelatihnya mengabaikan bagian ini.

Konsep pertama zone defense adalah segera kembali ke area defense sehingga memaksa lawan selalu menghadapi lima defender setiap kali menyerang. Jangan membiarkan lawan mendapat situasi di mana jumlah mereka lebih banyak dari defender, misalnya dua lawan satu, atau tiga lawan dua.

2. Komunikasi

Komunikasi bagaikan perekat dalam setiap sistem defense. Komunikasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan merupakan bagian yang paling sulit dilatih ketika membentuk sistem defense. Membuat suasana di mana para pemain saling berkomunikasi di lapangan harus diupayakan setiap hari.

Pelatih NBA dekade 70an, Red Holzman mengatakan “Bola basket adalah permainan di mana penggunaan pikiran, tubuh, dan suara merupakan hal yang sama pentingnya.” Berkomunikasi saat melakukan defense membantu New York Knicks memenangkan juara NBA di tahun 1970 dan 1973. Pelatih NBA lainnya, Del Harris, percaya bahwa tidak akan pernah ada “silent defense” yang berhasil.

3. Upayakan bola tetap di luar Zona Merah

Area yang paling berbahaya di lapangan adalah elbow dan block. Setiap tim offense selalu menyerang melalui area ini karena area ini sangat rentan. Keberhasilan defense bergantung dari upaya tim defense menghalau penguasaan bola dari area ini.

4. Berikan tekanan kepada pemain lawan yang menguasai bola

Landasan dari setiap defense adalah tekanan yang dilakukan kepada pemain lawan yang menguasai bola. Bagian ini merupakan bagian paling penting dari konsep defense secara individual. Tujuannya adalah membuat lawan selalu berada di bawah tekanan sehingga konsentrasi dan pandangan mereka terganggu.

5. Mengantisipasi penetrasi

Salah satu tugas yang paling sulit saat melakukan defense adalah menerapkan pressure tetapi di saat yang sama juga harus mengantisipasi penetrasi lawan. Kuncinya adalah tetap menjaga keseimbangan dan mempertahankan jarak antara defender dengan pemain lawan.

6. Ganggu setiap lawan melakukan shooting

Hal ini akan mengurangi persentase keberhasilan shooting lawan dan meningkatkan kesempatan tim untuk memenangkan pertandingan. Di tahun 2005, studi yang dilakukan Pim, Coughlin, Fielitz, dan Fry, 477 pertandingan Divisi I Amerika dianalisa faktor statistik mana yang paling berpengaruh dan menentukan kemenangan atau kekalahan suatu tim. Tim dengan persentase memasukkan bola lebih rendah mengalami 356 kekalahan dari 477 pertandingan, atau 74,6 persen.

7. Hindari memberikan kesempatan kedua

Tim basket yang sukses selalu mencegah lawannya mendapatkan kesempatan kedua untuk melakukan shooting. Mereka mencegah pemain lawan untuk melakukan offensive rebound dengan melakukan block out dan kemudian selalu mengejar bola. Dean Lockword dari University of Tennessee Lady Vols menyebut teknik ini dengan “hit and get”. Dengan kata lain, defender harus melakukan kontak terlebih dahulu dengan lawan setelah terjadi shooting, dan kemudian berusaha mendapatkan penguasaan bola.

Tom Crean, pelatih dari Marquette University, percaya bahwa tim akan mempunyai kesempatan 50 persen mencetak angka pada kesempatan kedua, dan 80 persen pada kesempatan ketiga. Karena tingginya tingkat persentase ini ini, maka Crean melakukan latihan block out setiap hari.

George Raveling, mantan pelatih Washington State, Iowa, dan Southern California, menuliskan pada bukunya yang membahas tentang rebound di tahun 1972 berjudul War on the Boards. Raveling menjelaskan bahwa rebound adalah pertarungan fisik di mana 75 persen berasal dari keinginan dan 25 persen dari kemampuan pemain.

Membangun Defense Man-to-man

Filosofi defense

Tim bola basket yang bagus, apapun tingkatnya, harus menganut beberapa prinsip defense dan masing-masing pemain harus memahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan ketika melakukan defense tidak dilakukan sendirian. Setiap pemain merupakan bagian dari sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang membentuk sebuah tim dan melakukan defense bersama untuk menetralisir semua bentuk offense. Meskipun dalam suatu pertandingan, defense tidak bisa 100 persen mencegah serangan lawan, tetapi dengan bekerja sama dalam defense dapat memberikan masalah tersendiri bagi lawan. Supaya defense yang dilakukan bisa efektif, pelatih harus secara sistematis mengajarkan pada para pemainnya tentang filosofi defense yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:

Setiap pemain dalam tim harus bertanggung jawab.

Defense harus selalu melakukan aksi, bukan reaksi.

Pergerakan offense harus dicegah.

Dalam setiap pertandingan harus mempunyai tujuan defense yang akan dicapai.

Setiap defense yang dilakukan mendukung offense yang akan dilakukan.

Akumulasi dari aksi-aksi kecil dalam defense akan membentuk defense yang hebat.

Peraturan 24 detik harus menjadi senjata defense yang sangat berguna.

Membentuk sebuah sistem defense membutuhkan waktu, kesabaran, kedisiplinan, dan juga komitmen dari setiap pemain dalam tim. Pelatih bertanggung jawab menjelaskan kepada para pemainnya tentang keuntungan sistem defense yang efektif. Tugas ini memerlukan diskusi panjang, contoh-contoh, simulasi, drill-drill khusus, dan kondisi fisik yang baik. Tujuan ini hanya akan tercapai jika didukung penuh oleh semua pemain dan staf yang bekerja dalam tim.

Kemampuan teknis dan fisik

Satu elemen penting dalam membangun dan mejaga sistem defense agar tetap efektif adalah kondisi fisik. Kemampuan seperti kecepatan, kekuatan, keterampilan berubah arah pergerakan, dan stamina sangat penting untuk membentuk teknik defense. Sebagai tambahan, para pemain juga harus memahami dinamika pertandingan. Belajar teknik defense seperti penggunaan kaki dan tangan, positioning yang benar, dan rebounding adalah elemen penting dalam proses pembentukan. Defense mungkin merupakan bagian dari permainan bola basket yang paling tidak disukai oleh pemain, tetapi sebuah tim tidak bisa menang tanpa melakukan defense yang baik.

Semuanya berawal dari attitude. Pemain harus mempunyai attitude yang bagus untuk menjadi defender yang hebat. Sikap yang baik dan elemen-elemen yang bisa membentuk pemain defense yang bagus bisa diperoleh dari latihan-latihan yang telah direncanakan dengan tepat.

Membentuk sistem defense man-to-man

Defense man-to-man merupakan dasar dalam pembentukan semua pemain bola basket. Oleh karena itu, defense harus menjadi bagian dari perencanaan suatu tim. Pemain pemula harus membentuk konsep mereka terhadap permainan bola basket ketika berlatih defense secara individual, sehingga suatu saat nanti mereka bermain dengan filosofi akan menjaga lawannya sepanjang pertandingan. Strategi-strategi berikut ini merupakan cara efektif untuk membentuk sistem defense man-to-man:

Teknik bola basket harus selalu dilatih

Latihan 1-on-1, 2-on-2, 3-on-3, dan 4-on-4 harus diterapkan untuk membentuk konsep help, area tanggung jawab, transisi defense, antisipasi, menjadi garis passing, dan mengetahui tentang bagaimana mengambil keuntungan aksi defense.

Selama latihan, defense yang sukses dilakukan harus dilanjutkan dengan offense (transisi).

Berfokus pada sikap defense yang benar.

Kekompakan melakuan defense kolektif harus dilatih secara rutin.

Selama sesi latihan, pelatih setidaknya menyediakan separuh dari waktu latihannya digunakan untuk drill-drill defense.

100% defense man-to-man

Istilah defense “man-to-man” sering disalahartikan. Supaya sebuah tim dapat melakukan defense man-to-man yang efektif, kelima pemain harus bekerja bersama-sama. Karena setiap pemain lebih bertanggung jawab dalam defense ini, maka kemampuan untuk saling membantu menjadi sangat vital. Sebuah pepatah, “a chain is only as strong as its weakest link” sangat cocok dengan defense man-to-man. Man-to-man merupakan strategi defense yang paling dasar dalam permainan bola basket, tetapi paling sering disalahartikan. Agar defense man-to-man bekerja dengan baik, setiap pemain tidak hanya bertugas mengikuti pemain yang dijaganya. Tekanan pada pemain lawan yang sedang menguasai bola merupakan kunci dari defender untuk mencegah pemain tersebut melakukan passing atau shooting. Turnover sering terjadi disebabkan oleh defense man-to-man yang ketat. Defender harus memberikan tekanan pada pemegang bola, melakukan block pada setiap shooting, dan melakukan box out setiap kali ada shooting. Jangan lupa, defense man-to-man sangat rentan dengan pelanggaran. Pemain yang bagus akan belajar dengan cepat tentang bagaimana menjaga lawannya tanpa melakukan foul; bagaimana melakukan block tanpa melakukan kontak fisik dengan shooter. Pemain defense yang bagus tahu di mana pemain yang dijaganya setiap saat, dan dengan memahami jalannya pertandingan, dia bisa mengantisipasi permainan lawan. Sifat agresif dari sistem defense ini membuat lawan kehilangan sekian detik yang berharga untuk menjalankan strateginya.

Dengan memainkan defense yang ketat pada setiap sesi latihan, diharapkan para pemain juga melakukan hal yang sama dalam suatu pertandingan.

Kamis, 01 Desember 2011

selamat jalan coach!tetaplah menjadi sang motivator

selamat jalan coach,kau akan selalu kami kenang
selamat jalan coach,kami akan selalu mendoakan mu
selamat jalan coach,cheepers selalu bersmamu
selmat jalan coach,terimakasih atas motivasimu
selamat jalan coach,kau lebih dari guru bagi kami
we love you!
kau akan selalu dihati